BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dewasa ini kota-kota di dunia telah
banyak mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat pesat, dalam perubahan
tersebut, bangunan, kawasan maupun objek budaya yang perlu dilestarikan menjadi
rawan untuk hilang dan hancur, dan dengan sendirinya akan digantikan dengan
bangunan, kawasan atau pun objek lainnya yang lebih bersifat
ekonomis-komersial. Gejala penurunan kualitas fisik tersebut, dapat diamati pada
kawasan kota-kota tersebut pada umunya berada dalam tekanan pembangunan. Dengan
pembangunan yang ada sekarang, budaya membangun pun telah mengalami perbedaan
nalar, hal ini terjadi karena kekuatan masyarakat yang tidak menjadi bagian
dalam proses urbanis yang pragmatis. Urbanisasi dan industrialisasi menjadikan
fenomena tersendiri yang menyebabkan pertambahan penduduk serta permintaan akan
lahan untuk permukiman semakin meningkat di perkotaan.
Pertentangan
atau kontradiksi antara pembangunan sebagai
kota “modern” dengan mempertahankan
kota budaya yang masih mempunyai hubungan dnegan masa lalu, telah
menjadi realitas permasalahan bagi kawasan kota. Para perancang kota lebih
sering melihat kota sebagai benda fisik daripada sebagai benda budaya.
Perangkat rencana kota saat ini, selain banyak yang belum digunakan secara
sempurna untuk mengendalikan wujud kota, secara umum pun belum memberikan
panduan operasional bagi terbentuknya ruang kota yang dapat menyesuaikan diri
terhadap fenomena urban atau masih adanya kesenjangan antara rencana tata ruang
yang bersifat dua dimensi dengan rencana fisik yang bersifat tiga dimensi.
Dengan
demikian, konservasi atau pelestarian bukanlah romantisme masa lalu atau upaya
mengawetkan kawasan kota yang bersejarah, namun lebih ditujukan untuk menjadi
alat dalam mengolah transformasi melalui pemahaman tentang sejarah perkotaan
dan aspek-aspek dalam pelestarian yang dijadikan dasar dalam merancang sebuah
kota.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
sejarah perkembangan wilayah dan kota ?
2.
Apa
definisi wilayah dan kota ?
3.
Apa
tujuan kota ?
4.
Apa
ciri-ciri kota ?
5.
Apa
macam-macam dari kota ?
6.
Apa
Elemen dari sebuah wilayah dan kota ?
7.
Apa
Aspek-aspek dari pengembangan wilayah ?
8.
Apa
tujuan perencanaan kota ?
C. TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui sejarah perkembangan wilayah dan kota.
2.
Untuk
mengetahui definisi dari wilayah dan kota.
3.
Untuk
mengetahui tujuan kota.
4.
Untuk
mengetahui ciri-ciri kota.
5.
Untuk
mengetahui macam-macam dari kota.
6.
Untuk
mengetahui Elemen dari sebuah wilayah dan kota.
7.
Untuk
mengetahui aspek-aspek dari pengembangan wilayah dan kota.
8.
Untuk
mengetahui tujuan perencanaan kota.
D. MANFAAT
PENULISAN
-
Bagi
mahasiswa dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran untuk
kedepannya.
-
Menambah
wawasan dan sebagai bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
PERKEMBANGAN WILAYAH DAN KOTA
Sejarah perkembangan perencanaan
wilayah dan kota di dunia dimulai pada zaman pra Yunani
(zaman perunggu), Yunani, Romawi, abad pertengahan, Renaissance dan Boroque,
Revolusi Industri hingga pasca industri.
1. Zaman Pra Yunani (Zaman
Perunggu)
- Merupakan kota-kota kerajaan (didiami kurang lebih antara 3000 - 5000 orang);
- Berfungsi sebagai benteng pertahanan, pusat perdagangan bagi hasil-hasil pertanian daerah sekitarnya, dan tempat pengolahan barang-barang (manufaktur), serta kesenian;
- Selalu berada di tepi sungai-sungai besar (sekaligus bermanfaat bagi pertanian, pertahanan, dan transportasi). Hal ini menjadi faktor utama pemilihan lokasi kota;
- Contoh kotanya : Babilon di Irak, Ur di Turki dan Kahun di Mesir.
2. Yunani
- Munculnya wacana demokrasi (kekuasaan tidak di tangan raja);
- Tempat-tempat persidangan demokrasi (pnyx/lapangan terbuka) mengganti istana raja sebagai pusat kota;
- Terjadi suburbanisasi karena ditinggal warganya untuk tinggal di daerah pinggiran;
- Muncul seorang bernama Hippodamus, sebagai peletak dasar teoritis perencanaan fisik kota;
- Contoh kotanya : Athena di Yunani, Miletus dan Priene di Mesir dan Thurij di Italia. Jumlah penduduknya diperkirakan antara 40.000 - 100.000.
3. Romawi
- Terkenal dengan pandangan Pax Romano;
- Keberhasilan menaklukkan wilayah lain membuat Romawi membangun jalan-jalan di seluruh imperiumnya dari Inggris sampai Babilon dan dari Spanyol sampai Mesir. Pembangunan jalan-jalan tersebut bertujuan untuk memperlancar arus komunikasi dan perdagangan dari Roma dan memudahkan pasukan bergerak untuk mengamankan dan menumpas pemberontakan;
- Menjadi perencana wilayah yang pertama;
- Dibangunnya kota militer diseluruh imperium dengan maksud untuk menegakkan citra hukum dan keterlibatan;
- Kaesar berlomba-lomba membuat bangunan sebagai tanda kebesaran dirinya, setiap Kaesar membuat tempat pertemuan umum (forum) yang sering digunakan untuk pertemuan politik dan bisnis;
- Pengaruh gereja terhadap bangunan-bangunan kota;
- Munculnya tuan tanah - tuan tanah (feodalisme)
- Penemuan bahan peledak, yang pada akhirnya mempengaruhi bentuk kota. Benteng-benteng dibangun jauh di luar kota dan daerah-daerah penyangga.
4. Renaiisance dan Boroque
- Mulai muncul seni sehingga kota lebih artistik;
- Tokoh perancang yang terkenal antara lain Leonardo da Vinci dan Michelangelo.
5. Revolusi Industri
- Ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769;
- Produksi meningkat yang pada akhirnya muncul tempat-tempat pengolahan baru (pabrik) meningkat yang pada gilirannya membuat jumlah pekerja bertambah;
- Jumlah pekerja yang bertambah memunculkan persoalan permintaan permukiman bagi pekerja di sekitar pabrik yang pada akhirnya juga memerlukan sarana penunjang lainnya;
- Pabrik-pabrik tersebut memerlukan bahan baku yang lancar dan memasarkan hasilnya ke konsumen, yang tentunya memerlukan sarana transportasi yang cepat;
- Munculnya kapal uap dan kereta api uap (1800 an). Kota menjadi lebih terbuka dengan dibangunnya infrastruktur rel kereta api yang dapat menghubungkan ke daerah luar kota;
- Mulailah periode industrialisasi yang intensif yang ditandai kemacetan lalu lintas, polusi udara dan air;
- Munculnya gerakan reformasi (akhir abad ke 19), seperti munculnya undang-undang kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan standar perencanaan perumahan dan permukiman, pengontrolan penggunaan lahan dan tinggi bangunan. Termasuk didalamnya adalah gerakan anti revolusi industri, seperti Robert Owen dengan perumahan koperasinya dan JS. Buckingham dengan membentuk masyarakat kehidupan sederhana;
- Tak kalah juga, beberapa pendukung revolusi industri melahirkan konsep-konsep tentang kota baru. Seperti Sir Titur Salt membangun Saltair di Inggris, Keluarga Krupp mendirikan Kota Essen di Jerman, serta George Cadbury memindahkan ke Kota baru Bournville. Kesemua kota baru tersebut selain untuk pabriknya juga untuk menampung pekerjanya;
- Komunikasi makin lancar dengan diketemukannya telegram (1876) dan radio serta televisi (1925);
- Muncul tokoh yang terkenal dengan konsep Kota Taman (kristalisasi konsep kota baru dalam mengurangi masalah kota industri), yaitu Ebenezer Howard (1896). Selain itu jgua muncul Patrick Gaddes, yang menyarankan "perencanaan fisik tidak dapat meningkatkan kondisi kehidupan kota, kecuali jika diterapkan secara terpadu dengan perencanaan ekonomi dan perencanaan sosial yang berkaitan dengan lingkungan". Gaddes menyebutnya "urban conurbation".
5. Pasca Industri
- Eksploitasi sumberdaya alam besar-besaran, sehingga memunculkan pembangunan yang berwawasan lingkungan atau biasa dikenal dengan konsep pembangunan berkelanjutan;
- Transportasi dan komunikasi lebih cepat dan praktis, sehingga perencanaan transportasi serta komunikasi sangat diperlukan;
- Urbanisasi semakin tinggi.
B.
DEFINISI
WILAYAH DAN KOTA
·
Definisi Wilayah
v
Wilayah adalah tempat dimana menetapnya rakyat dan merupakan tempat penyelenggaraan
pemerintahan Negara.
v
Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997
Wilayah adalah ruang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya di
tentukan berdasarkan aspek administasi dan aspek fungsionalnya.
v
Menurut W.
I. G. JOERG
Wilayah adalah suatu area yang
mempunyai kondisi fisik yang sama/homogen.
·
Definisi Kota
v
Kota adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian yang sususan fungsi kawasan sebagai tempat
pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan social dan kegiatan ekonomi (UU.No.26/2007)
v Menurut
Amos Rapoport, kota adalah suatu permukiman yang relatif besar, padat dan
permanen, terdiri dari individu-individu yang heterogen dari segi sosial.
v Menurut
Max Weber, Kota
adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
ekonominya di pasar local.
C.
TUJUAN
KOTA
Kota
yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih luas lagi
antara lain :
1. Sebagai
pusat produksi ( production centre). contoh: Surabaya, Gresik, Bontang.
2. Sebagai
pusat perdagangan (centre of trade and commerce). Contoh: Jakarta, Bandung,
Hong kong, Singapura.
3. Sebagai
pusat pemerintah (political capital). Contoh: Jakarta (ibu kota Indonesia).
Washington DC (ibu kota Amerika Serikat), Canberra (ibu kota Australia).
4. Sebagai
pusat kebudayaan (culture centre). Contoh: Yogyakarta dan Surakata.
5. Sebagai
penopang kota pusat. Contoh: Tangerang Selatan, Bogor dan depok.
D.
CIRI-CIRI
KOTA
1. Ciri
fisik kota meliputi:
Ø Tersedianya
tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
Ø Tersedianya
tempat-tempat untuk parkir
Ø Terdapatnya
sarana rekreasi dan sarana olahraga
2. Ciri
kehidupan kota adalah sebagai berikut :
Ø Adanya
pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat
pendidikan dan jenis pekerjaan.
Ø Adanya
jarak sosial dan kurangnya toleransi social diantara warganya.
Ø Adanya
penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan
pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
Ø Warga
kota umumnya sangat menghargai waktu.
Ø Cara
berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
Ø Masyarakat
kota lebih menyesuaikan diri terhadap berubahan sosial disebabkan adanya keterbukaan
terhadap pengaruh luar.
Ø Pada
umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritasdan
gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.
E. MACAM-MACAM
KOTA
a.
Kota
megapolitan
Adalah
kota yang jumlah penduduk diatas 5 juta orang.
b.
Kota
metropolitan
Adalah
kota yang jumlah penduduk 1 juta – 5 juta orang
c.
Kota
besar
Adalah
kota yang jumlah penduduk 500 ribu – 1 juta orang.
d.
Kota
sedang
Adalah
kota yang jumlah penduduk 100 ribu – 500 ribu orang
e.
Kota
kecil
Adalah kota yang
jumlah penduduk 20 ribu – 100 ribu orang
F. ELEMEN
– ELEMEN KOTA
a.
Wisma
Adalah
unsur yang berada di dalam ruang kota sebagai tempat berlindung (tempat
tinggal).
b.
Karya
Adalah
unsur yang dijadikan sebagai tempat untuk menyediakan lapangan kerja (berkaitan
perkotaan).
c.
Marga
Adalah
unsur terhubung / jaringan transportasi untuk menghubungkan satu tempat ke
tempat yang lain.
d.
Suka
Adalah
unsur yang dijadikan sebagai tempat rekreasi, perdagangan dan liburan.
e.
Penyempurna
Adalah unsur
terpenting dalam elemen sebuah kota karena merupakan fungsi jaringan utilitas.
G.
ASPEK-ASPEK PENGEMBANGAN WILAYAH
-
Aspek
Biogeofisik
-
Aspek
Sosial
-
Aspek
Ekonomi
-
Aspek
Lingkungan
-
Aspek
Lokasi
-
Aspek
Kelembagaan
H.
TUJUAN PERENCANAAN KOTA
Perencanaan
perkotaan sudah menempuh evolusi yang panjang sejak zaman dahulu kala dan
sedang menuju ke berbagai arah baru serta mengikuti kecenderungan yang menarik.
Sementara terus berevolusi, perencanaan perkotaan merupakan proses yang sudah
mantap, dan di masa yang akan datang akan melewati tahapan perencanaan menuju
kearah penerapannya – suatu rencana yang dilaksanakan secara lengkap dan
efektif oleh pemerintah dan sector suasta.
Menurut
sejarahnya, perencanaan perkotaan mengandalkan kekuatan kepolisian pemerintah
untuk mengatur pembangunan. Pengendalian tataguna lahan melalui pembatasan
wilayah, peraturan pengelompokan, peta-peta resmi, kode-kode perumahan dan
perangkat pengaturan lainnya dipandang sebagai cara terbaik untuk melaksanakan
suatu rencana. Pada dasawarsa belakangan ini, teknik negosiasi melengkapi
fungsi pengaturan. Akan tetapi, pelaksanaan suatu rencna selamanya berkaitan
erat dengan ketrampilan para perencana di dalam membujuk, serta dengan
dukunagan yang berhasil mereka peroleh kepercayaan penuh dari para pemimpin
politik, yang para pengikutnya yang efektif tentu menyadari, bahwa pelaksanaan
rencana yang berhasil dalam proses politik memerlukan ketrampilan teknik,
keterampilan dalam menyelesaikan pertentangan, meyakinkan orang lain, dan
ketajaman politik.
Perencanaan
perkotaan di zaman modern harus memiliki semua ketrampilan tersebut.
Karen perencanaan perkotaan semakin berkaitan dengan pelaksanaan di suatu Negara yang menganut system kapitalisasi, yang berbentuk federal dan bersifat demokratis, maka kita bias mengharapkan adnya sukses yang lebih besar. Pelaksanaan sekarang ini merupakan garis batas untuk langkah-langkah maju pada perencanaan perkotaana, dan merupakan bidang untuk menemukan perkembangan-perkembangan baru yang menarik di tahun-tahun yang akan datang. Pada perencanaan perkotan sudah melewati batas perencanaan dan memasuki bidang pelaksanaan, dengan dukungan dan dorongan dunia bisnis dan pemerintah. Perencanaan perkotaan akan menghadapi masa yang cerah
Karen perencanaan perkotaan semakin berkaitan dengan pelaksanaan di suatu Negara yang menganut system kapitalisasi, yang berbentuk federal dan bersifat demokratis, maka kita bias mengharapkan adnya sukses yang lebih besar. Pelaksanaan sekarang ini merupakan garis batas untuk langkah-langkah maju pada perencanaan perkotaana, dan merupakan bidang untuk menemukan perkembangan-perkembangan baru yang menarik di tahun-tahun yang akan datang. Pada perencanaan perkotan sudah melewati batas perencanaan dan memasuki bidang pelaksanaan, dengan dukungan dan dorongan dunia bisnis dan pemerintah. Perencanaan perkotaan akan menghadapi masa yang cerah
I.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Wilayah adalah ruang yang merupakan
kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya di
tentukan berdasarkan aspek administasi dan aspek fungsionalnya.
Kota adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian yang sususan fungsi kawasan sebagai tempat
pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan social dan kegiatan ekonomi (UU.No.26/2007)
B. SARAN
Inilah
pembahasan mengenai wilayah dan kota, baik sejarah, definisi, elemen, tujuan
kota, ciri-ciri kota, macam-macam kota, maupun aspek-aspek dari pengembangan
wilayah. Demikian makalah ini dibuat, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
kalangan. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka penulis mengharapkan kritk, saran dari pembaca guna
mengembangkan lebih lanjut makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31506/5/Chapter%20I.pdf
Minggu, 28 September 2014 jam 10:57 PM
http://amarmarufzarkawi.blogspot.com/2012/12/sejarah-perkembangan-perencanaan.html Minggu, 28 Sepember 2014 jam 09.45 PM
http://www.pengertianahli.com/2014/08/pengertian-wilayah-menurut-para-ahli.html Senin, 29 September 2014 jam 07.54 PM
http://taufikzk.wordpress.com/2013/11/28/pengertian-kota-menurut-para-ahli/ Senin, 29 September 2014 jam 8.30 PM
http://id.scribd.com/doc/187972757/teori-aspek-demografi Rabu, 1 oktober 06.47 PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar